Manchester - Gaya serang Barcelona bertumpu kepada umpan-umpan pendek nan cepat. Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson mengakui gaya lawan bisa bikin pusing, tapi bukannya tak bisa dihentikan.

Permainan Barca di lapangan acap bikin orang yang melihat berdecak kagum. Dari kaki ke kaki, bola dapat mengalir deras dan tiba-tiba sudah bersarang di dalam gawang lawan.

"Mereka bikin Anda (seperti) naik komidi putar dan meninggalkan Anda pusing," nilai Fergie di Reuters, Senin (25/5/2009).

Terlihat mengagumi gaya Barca, Fergie sendiri jelas tak mau terhanyut permainan lawan. Dia sudah menyiapkan racikan untuk meredam Lionel Messi cs.

"Konsentrasi Anda tak bisa hilang sedetik pun. Tapi dengan taktik yang tepat, permainan mereka bisa diredam," lugas dia.

Fergie boleh jadi yakin pertahanan timnya mampu menahan gempuran Barca. Apalagi 'Setan Merah' memang punya lini belakang oke. Di Liga Primer Inggris, misalnya, di mana MU jadi tim yang paling sedikit kebobolan bersama-sama dengan Chelsea.

Kebetulan pula Chelsea adalah salah satu tim yang bisa meredam Barca musim ini. Di semifinal lalu, 'Si Biru' nyaris berhasil menahan imbang Barca 0-0 dalam dua leg karena baru kecurian gol Andres Iniesta di menit-menit akhir.

"Cara Barcelona bermain, mereka bisa menguasai bola untuk waktu lama dan Anda hanya harus sabar, bertahan dengan baik dan berkonsentrasi. Itu jadi sebuah pertarungan mental."

"Menghadapi Barcelona Anda harus banyak diam, seperti yang ditunjukkan Chelsea, dan kemudian menyerang mereka di waktu yang tepat," seru Fergie.



Roma - Tiga belas tahun silam di Roma, Edwin Van der Sar harus menerima takdir pahitnya merasakan kekalahan adu penalti. Kini ia sudah melupakan kenangan itu dan sudah siap andai adu penalti harus kembali terjadi.

Stadion Olimpico Roma, 22 Mei 1996. Malam itu Van der Sar gagal mengamankan gawangnya dari empat eksekutor Juventus. Sementara itu portiere Juventus, Angelo Peruzzi, sukses menahan sepakan dua penendang Ajax Amsterdam di babak adu penalti.

Akhir cerita, Ajax takluk 2-4 di babak tos-tosan. Van der Sar harus rela melihat Juventus mengangkat trofi Liga Champions. Sebuah gelar, yang semusim sebelumnya diraih oleh Van der Sar bersama Ajax.

Waktu berjalan, Van der Sar semakin matang. Dua belas tahun berselang, di Moskow kiper jangkung itu harus kembali menghadapi adu penalti di final Liga Champions. Pria Belanda itu menjaga mistar Manchester United, sementara lawan yang dihadapi adalah Chelsea.

Van der Sar tersebut sukses menepis trauma masa lalu. Aksinya menghentikan eksekusi Nicolas Anelka, memastikan gelar juara Liga Champions jatuh ke pelukan MU.

Musim ini, Van der Sar bersama MU kembali menjejak laga puncak. Laga ini digelar di Stadion Olimpico, Roma. Tempat di mana tiga belas tahun silam ia berada di pihak yang kalah.

"Peristiwa tahun 1996 itu benar-benar ingin saya lupakan dan saya ingin juara Liga Champions bersama MU. Saya berharap saya bisa mengukir rekor bersama MU," tukas Van der Sar seperti dikutip dari Telegraph.

Ada pun rekor yang dimaksud oleh Van der Sar adalah menjadikan The Red Devils sukses mempertahankan gelarnya. Bahkan penjaga gawang berjuluk The Jolly Green Giant ini mengaku siap andai laga final nanti harus diselesaikan lewat adu penalti.

"Saya berharap bahwa kami menang. Bagaimana kami meraih kemenangan, saya tidak peduli. Kami akan melakukan apa pun demi mempertahankan gelar. Andai harus adu penalti lagi, saya tak khawatir," pungkas kiper yang akan menjalani final Liga Champions keempat sepanjang karirnya ini.



Milan - Masa depan Zlatan Ibrahimovic dan Jose Mourinho di Inter Milan acap dispekulasikan. Uniknya, si pemain malah nyontek jawaban pelatihnya dalam memberikan jaminan kesetiaan.

Tak sekali dua Ibrahimovic dikaitkan hijrah dari Inter. Dengan musim segera berakhir, spekulasi pun kian kencang saja.

Di saat yang sama, Mourinho belakangan juga digosipkan akan ke Real Madrid. Itu sudah meredamnya dengan bilang, "99,9% bertahan di bench Inter." Kalimat inilah yang dicomot Ibrahimovic.

"Saya 99,9% bertahan," seru Ibrahimovic kepada 24oredisport.com yang diwartakan Goal, Senin (25/5/2009).

Penyerang asal Swedia itu mengaku masih belum ingin hijrah karena sedang menikmati penampilannya di Inter saat ini. Apalagi tambahan golnya saat lawan Cagliari juga bikin dia terus bersaing untuk jadi topskorer Seri A.

"Saya senang sudah bikin sebuah gol, tapi saya lebih senang lagi karena tahu seluruh tim berusaha demi saya. Untuk itu saya berterima kasih kepada semuanya dan hal ini bikin saya senang," lugas dia.

Milan - AC Milan menelan kekalahan di giornata 33, dan itu membuat mereka masih terancam gagal finish sebagai runner up. Jika nasib Carlo Ancelotti ditentukan dari sini, hal tersebut belum juga diiyakan pihak klub.

"Milan belum memilih pelatihnya," ujar bos besar Silvio Berlusconi yang dikutip situs Gazzetta dello Sport, Senin (25/5/2009), menyusul kekalahan 2-3 timnya dari Roma di San Siro kemarin.

"Kami berjanji lagi untuk duduk bersama dengan mendiskusikannya dengan Ancelotti di akhir musim. Keputusan itu akan diambil untuk kebaikan Milan dan Ancelotti," sambung pemilik klub yang juga perdana menteri Italia tersebut, dikutip dari Reuters.

Ancelotti adalah pelatih yang paling lama masa kerjanya di Seri A saat ini. Ia direkrut pada tahun 2001 dan sebenarnya masih terikat kontrak di Milan sampai tahun depan. Selama itu ia memberikan titel Liga Champions 2003 dan 2007 buat Il Diavolo, tapi hanya satu gelar Scudetto (2004).

Milan tidak akan lolos otomatis ke putaran utama Liga Champions musim depan kalau tidak finish di peringkat dua di akhir musim. Di pekan terakhir pekan depan mereka akan bertemu tim urutan empat saat ini, Fiorentina.




Milan - Pertandingan terakhir Paolo Maldini di Stadion San Siro berakhir dengan pahit. Bukannya memberi hadiah perpisahan manis, AC Milan malah takluk 2-3 di tangan AS Roma.

Dalam pertandingan yang digelar Minggu (24/5/2009) itu, tiga gol Roma dicetak oleh John Arne Riise, Jeremy Menez dan Francesco Totti. Sedangkan dua gol tuan rumah diborong Massimo Ambrosini.

Tak hanya itu, muka Milan tambah tercoreng ketika mereka mengakhiri pertandingan dengan 10 pemain. Ambrosini diusir wasit akibat melancarkan protes keras menyusul sebuah insiden di kotak penalti Roma.

Kekalahan ini membuat Milan tergusur ke peringkat tiga klasemen sementara oleh Juventus yang pada saat bersamaan menggulung Siena 3-0. Poin kedua tim sama, yakni 71, tetapi Juve unggul head to head.

Jalannya pertandingan
Baru dua menit peluit tanda dimulai pertandingan bertiup, Roma sudah memetik peluang. Umpan terobosan dari Mirko Vucinic kepada Rodrigo Taddei dilanjutkan dengan tendangan yang masih bisa ditahan Dida.

Di menit 35, Roma berhasil membuka keunggulan. Dari set piece tendangan bebas, bola disentuh David Pizarro ke arah Riise yang lantas menggenjot bola dengan kaki kirinya. Gol! 1-0 bagi Roma.

Roma berpeluang memperlebar keunggulan di menti penghabisan babak pertama ketika tendangan Vucinic menguasai bola dalam posisi bebas. Namun tendangan penyerang Montenegro itu tepat di pelukan Dida.

Memasuki babak kedua, Milan bermain lebih agresif. Pada menit ke-63, dari umpan Kaka, Clarence Seedorf menyodok bola tetapi arahnya masih melebar dari gawang Roma yang dijaga Artur.

Lima menit berselang, Artur sukses menggagalkan peluang emas milik Kaka. Dengan kaki kiri, Kaka melepas tendangan deras. Tetapi Artur dengan sigap men-tip bola ke luar lapangan.

Dari sepak pojok itu, Milan kembali mendapat kans. Ambrosini menanduk bola, namun Artur lagi-lagi berjibaku menyelamatkan gawangnya dengan tepisan tangan kanan.

Saat pertandingan memasuki menit 75, Milan akhirnya mendapat gol yang mereka inginkan. Dari crossing mendatar Kaka, bola disambar Filippo Inzaghi tetapi ditepis Artur. Bola liar ditendang masuk oleh Ambrosini.

Menit 80, Roma mengembalikan keunggulan mereka. Menez berhasil menebus kesalahannya pada beberapa menit sebelumnya saat dengan tendangan terukur kaki kirinya ia membobol gawang Dida.

Namun keunggulan itu hanya berusia semenit. Ambrosini kembali menyeimbangkan skor jadi 2-2 ketika ia yang tak terjaga dengan mudah menyontek bola umpan silang datar dari Kaka.

Roma akhirnya mencetak gol kemenangan hanya lima menit sebelum laga usai. Dari tendangan bebas, bola digulirkan Pizarro ke arah Totti yang melepaskan tendangan geledek tanpa mampu dicegah Dida.

Dua menit sebelum laga disudahi, Milan harus kehilangan Ambrosini. Sang gelandang dikartumerah oleh wasit karena memprotes putusannya tidak memberikan penalti saat Gianluca Zambrotta terlihat dilanggar di kotak penalti Roma.

Susunan pemain
Milan: Dida; Flamini, Favalli, Maldini, Jankulovski (Zambrotta 60); Beckham (Seedorf 46), Pirlo, Ambrosini; Kaka; Pato (Ronaldinho 60), Inzaghi

Roma: Artur; Motta, Juan (Diamoutene 69), Mexes, Riise; Cassetti (Filipi 63), Pizarro, Brighi, Taddei; Vucinic (Menez 76), Totti

Siena - Juventus meraih kemenangan pertamanya dalam delapan pekan terakhir usai menundukkan Siena 3-0. Hasil tersebut membawa Bianconeri duduk di posisi dua, menggeser AC Milan yang ditumbangkan AS Roma.

Tiga poin atas Siena menjadi kemenangan pertama Juventus dalam delapan pertandingan terakhir atau sejak 21 Maret lalu. Penunjukkan Ciro Ferrara sebagai pengganti Claudio Ranieri langsung memberi hasil positif buat Alessandro Del Piero cs.

Yang terasa lebih penting dari pertandingan di pekan ke-37 ini adalah keberhasilan Juventus kembali duduk di posisi dua klasemen menyusul kekalahan Milan atas Roma. Bianconeri dan Rossoneri kini sama-sama punya poin 71, namun "Si Nyonya Tua" unggul head to head atas "Setan Merah" hingga berhak duduk di posisi dua, meski kalah dalam selisih gol.

Dengan kondisi seperti ini, Juventus berpeluang meraih satu tiket langsung ke final Liga Champions musim depan. Di laga terakhirnya pekan depan mereka wajib memetik kemenangan saat menjamu Lazio, peluang yang terhitung besar ketimbang Milan yang disaat bersamaan harus melawat ke Fiorentina.

Jalannya pertandingan

Berlaga di Stadion Artemio Franchi, Minggu (24/5/2009), Gianluigi Buffon lebih dulu dapat ancaman saat dia menghalau tendangan bebas Jarolim. Juventus baru memiliki peluang membuat gol di menit 15 melalui Vicenzo Iaquinta, lolos dari jebakan offside dan tinggal berhadapan dengan kiper, sepakan dia terlalu lemah hingga bisa diantisipasi penjaga gawang Gianluca Curci.

Gol pertama Juventus di era Ferrara datang dari sang kapten Alessandro Del Piero dari kebisaannya mengeksekusi tendangan bebas. Dari jarak sekitar 20 meter, sepakan Alex mengarah ke sudut kanan atas gawang tanpa bisa dinatisipasi Curci, sebuah pembuktian dari Alex yang belakangan kerap dibangkucadangkan oleh Ranieri.

Setelah sebuah peluang lainnya gagal berujung gol, Del Piero ikut berperan saat Bianconeri mengubah kedudukan menjadi 2-0. Melepaskan umpan dalam posisi terjepit dua bek lawan, bola yang dilepas Alex dieksekusi dengan sempurna oleh Claudio Marchisio dengan kaki kanannya saat laga babak pertama tersisa enam menit.

Pertandingan babak kedua berjalan lebih lambat dan tak banyak peluang diciptakan kedua kesebelasan. Salah satu kesempatan tersebut kembali datang dari Del Piero yang tendangan bebasnya harus dengan susah payah diantisipasi Curci.

Gol penutup dalam laga tersebut datang di menit 89. Lagi-lagi Del Piero yang jadi pencetaknya setelah dia dengan dingin memperdaya Curci dan mencetak gol yang mengubah kedudukan menjadi 3-0.


Susunan Pemain:
Siena: Curci, Rossettini (Del Prete 71), Portanova, Ficagna, Rossi, Coppola, Vergassola, Galloppa (Zito 51), Jarolim, Calaio, Maccarone (Ghezzal '63)

Juventus: Buffon; Zebina, Legrottaglie, Chiellini, De Ceglie (Mellberg 80); Camoranesi, Zanetti (Poulsen 70), Marchisio, Nedved; Iaquinta (Trezeguet 82), Del Piero

Barcelona - Copa Del Rey berpeluang menjadi tropi pertama yang diraih Barcelona musim ini. Meski akhir pekan kemarin pesta mereka ditunda Villarreal, namun Barca cukup percaya diri untuk bisa menundukkan Atlhetic Bilbao.

Pekan lalu Barca yang sudah bersiap-siap mengadakan pesta juara harus menunda keinginannya. Tambahan satu poin setelah diimbangi Villarreal dengan 3-3 tak cukup mengamankan titel kampiun buat anak didik Pep Guardiola.

Kini Barca ganti dihadapkan pada gelar Copa Del Rey. Jika di La Liga masih ada kata 'gelar tertunda', tidak demikian halnya di kompetisi yang memperebutkan piala Raja Spanyol ini karena kemenangan merupakan harga mati jika ingin mendapatkan gelar juara.

"Kami harus memberikan semua yang kami mampu, seakan ini merupakan hari terakhir hidup kita," tukasnya seperti dilansir Goal. "Kami tahu bahwa partai final selalu menjadi sesuatu yang rumit. Namun jika anda berpikir dapat menang, maka anda akan mendapatkannnya," sambung dia.

Penyerang internasional Kamerun ini juga mengatakan bahwa timnya akan bekerja keras untuk meraih kemenangan, mereka juga tidak gentar jika Bilbao akan mengandalkan adu fisik untuk meredam permainan Barca yang terkenal atraktif.

"Sepakbola adalah permainan lelaki. Kami akan meresponnya dengan apa yang kami ketahui dengan cara terbaik, yakni tetap bermain sepakbola. Saya tidak percaya bahwa Atlhetic datang hanya untuk beradu fisik dengan kami." pungkasnya.

Selain memiliki peluang untuk merebut dua gelar yang tersedia di kancah domestik, Barca memiliki kesempatan untuk meraih tiga gelar sekaligus musim ini setelah lolos ke partai final Liga Champions di Roma 27 Mei 2009 untuk menghadapi Manchester United.

;;